MAKALAH SEJARAH PERADABAN DAN PEMIKIRAN ISLAM
SEJARAH
“PENGERTIAN, HIKMAH DAN PERKEMBANGAN
DALAM ISLAM”
M A K A L A
H
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu; Dr. Anwar
Sanusi, M.Ag.
Oleh;
1. BUNG SODIK
2. MAMAT UBAIDILAH S.
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN
2022
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala
puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang masih bisa memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang insya Allah bermanfaat di
mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam” ini yang insya Allah akan sedikit
gambaran mengenai materi yang akan kami sampaikan mengenai Pengertian sejarah,
Hikmah dan Perkembangannya. Dalam penyusunan tugas makalah ini penulis mendapat
berbagai hambatan-hambatan, akan tetapi atas bantuan Allah SWT dan bantuan dari
berbagai pihak semua hambatan hambatan dapat kami atas. Oleh karena itu kami
mengucapkan beribu terima kasih kepada semua pihak atas bantuan yang mereka
berikan kepada kami.
Kami berharap tugas makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah ilmu pengertahuan mengenai ilmu “Sejarah
Peradaban Islam” serta bermanfaat bagi siapapun yang membaca tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Oleh karena itu, kami mohon
kritik serta saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Aamiin
Cirebon, 9 September 2022
Penyususn
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata sejarah sering
diucapkan orang, baik di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan pergaulan sehari-hari.
Kita sering mendengar kata itu dalam ungkapan Biarlah sejarah yang membuktikan,
kita harus belajar dari sejarah, sejarah adalah guru terbaik, kita harus
bercermin pada sejarah, kemajuan suatu bangsa kini dan esok ditentukan
sejarahnya, setiap manusia tidak bisa lepas dari sejarah, dan sejarah
mengajarkan sesuatu bagi kehidupan manusia kini dan esok.
Oleh karena itu, belajar
sejarah sangatlah urgen karena sejarah berkisah tentang eksistensi suatu
masyarakat, baik pada tataran mikro maupun makro, yang salah satu factor
kemajuannya ditentukan oleh latar belakang sejarah yang dilalui. Di samping
itu, sejarah mempunyai fungsi sosial, yaitu memenuhi kebutuhan sosial karena
sejarah terkait dengan rekaman kehidupan
sosial manusia pada masa lampau, baik secara individu maupun kolektif.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sejarah?
2. Bagaimana hikmah sejarah dalam Al
Quran?
3. Bagaimana perekembangan sejarah peradaban
Islam?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian.
2. Untuk mengetahui bagaimana hikmah
sejarah dalam Al Quran.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan
Sejarah peradaban isl
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Kata
sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarah yang berarti 'pohon'
atau 'silsilah'. Masih dalam bahasa Arab, dikenal istilah syajarah al-nasab
yang artinya 'pohon silsilah'. Adapun sejarah dalam Bahasa Inggris disebut history,
sedangkan bahasa Latin dan bahasa Yunani menyebutnya histor atau istor yang
berarti 'orang pandai'. Menurut para ahli seperti, Sidi Gazalba (1981: 1) dan
Bertens (1987), sebagaimana dikutip oleh Hardiyono, secara historis penggunaan
kata sejarah dalam bahasa Indonesia terjadi melalui bahasa Melayu yang berasal
dari kata bahasa Arab, yaitu syajarah yang berarti 'pohon', 'silsilah',
'babad', 'tarikh', 'mitos', 'legenda', dan sebagainya.[1]
Istilah sejarah sepadan dengan kata history yang berasal dari nomina
bahasa Yunani, yaitu istoria yang bermakna 'ilmu'. Aristoteles,
filsuf Yunani menggunakan kata istoria yang berarti telaah sistematis
tentang gejala alam, baik secara kronologis maupun tidak. Kata sejarah dalam
bahasa Jerman disebut geschichte (sesuatu yang telah terjadi) yang
berasal dari kata geschehen yang mempunyai arti terjadi.[2]
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian: (1). Kesusasteraan lama: silsilah, asal usul; (2). Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau;
(3). Ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau serta riwayat.[3]
Dengan demikian, kata
sejarah berarti sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau. Meskipun demikian,
pengertian sejarah mengandung banyak konotasi. Misalnya, sejarah yang dikaitkan
dengan peristiwa masa lampau disebut histoire-realite, sejarah yang
dikaitkan dengan benda-benda peninggalan dari masa lampau adalah seperti
patung, candi, keris, dan pedang; sejarah yang dikaitkan. Dengan demikian, kata
sejarah berarti sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau, sejarah
yang dengan penelitian digunakan ilmuwan sebagai suatu pendekatan yang Bernama history
research; dan sejarah dipersepsikan sebagai hafalan yang membosankan
mengenai tempat, tahun, pelaku, dan sebab akibat suatu peristiwa pada masa
ampau.[4]
dengan sisi lain, agar lebih mudah dimengerti, pengertian sejarah secara umum
adalah suatu peristiwa umat manusia yang terjadi pada masa lampau. Peristiwa
itu terkait dengan kehidupan manusia masa lampau dan peninggalannya adalah
sejarah. Selanjutnya, dikemukakan pengertian sejarah secara terminologi dari
para ahli. Sejarah dapat didefinisikan sebagai peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi pada waktu, ruang, dan ras tertentu yang memiliki beberapa fungsi,
yaitu :
1)
sebagai sumber informasi mengenai sesuatu yang pernah
terjadi,
2)
sebagai ilmu yang menjelaskan fenomena kehidupan
sepanjang perubahan yang terjadi karena interaksi manusia dengan masyarakat,
3)
sebagai ilmu yang menyelidiki fakta-fakta dalam waktu
temporer mengenai perkembangan umat manusia,
4)
sebagai manifestasi dari pemikiran, dan
5)
sebagai operasional dari pemikiran. Sehubungan dengan
itu, Shiddiqi mengutip pendapat para ahli yang memberikan definisi (batasan)
sejarah sebagaimana berikut :[5]
a.
Ibnu Khaldun mengatakan, "Sejarah menunjuk kepada
peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu."
b.
Al-Maqrizi berpendapat, "Sejarah memberikan
informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi di dunia."
c.
W.Bauer (1928) memberi definisi, “Sejarah adalah suatu
ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan penglihatan yang
simpatik menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang perubahan yang terjadi karena
ada hubungan antara manusia dan masyarakatnya."
d.
E. Bernheim mendefinisikan, "Sejarah sebagai ilmu
menyelidiki dan menceritakan fakta dalam waktu temporer dan berkaitan dengan
perkembangan umat manusia dalam aktivitas mereka (baik individu maupun kolektif)
sebagai makhluk sosial dalam hubungan sebab akibat.
Berdasarkan penjelasan dari para
ahli, secara garis besar dapat dikatakan bahwa:
1) sejarah
adalah peristiwa masa lampau yang menimbulkan dampak bagi kehidupan umat
manusia,
2) sejarah
adalah sumber informasi dari suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa
lampau,
3) sejarah
mengandung ilmu pengetahuan yang mendeskripsikan fenomena kehidupan manusia dan
menimbulkan perubahan,
4) sejarah
sebagai ilmu menguraikan fakta-fakta tentang perkembangan dan kemajuan manusia
pada masa lampau,
5) sejarah
adalah perwujudan dari pemikiran tentang masa lalu, dan 6) sejarah adalah
perkembangan pemikiran masa lalu.
Apabila definisi (batasan) sejarah
tersebut dikritisi dengan saksama, tampak sekali masing-masing ahli memberikan
penekanan pada hal tertentu yang menunjukkan perbedaan sehingga tidak ditemukan
definisi sejarah yang lengkap. Namun, mereka sepakat bahwa sejarah merupakan
peristiwa masa lalu umat manusia. Oleh sebab itu, perlu dirumuskan definisi
sejarah secara lengkap yang menggambarkan penekanan-penekanan tersebut sehingga
menjadi "sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari rangkaian peristiwa
penting yang terjadi pada waktu dan bangsa tertentu dengan menyelidiki
fakta-fakta akurat mengenai fenomena kehidupan manusia lampau yang mengalami
perubahan (perkembangan dan kemajuan) karena ada interaksi antar manusia
sebagai makhluk sosial yang menimbulkan sebab akibat sebagai perwujudan dari
pemikiran intelektual dari orang tertentu mengenai kondisi sosial masyarakat untuk
difungsikan menjadi iktibar bagi manusia kini dan esok serta untuk merencanakan
masa depan yang lebih baik".
Berbeda dari definisi-definisi tersebut,
Kuntowidjoyo mengemukakan bahwa sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau
umat manusia. Pengertian ini mempunyai dua arti sekaligus, yaitu sejarah
sebagai kisah dan sebagai peristiwa. Pertama, sejarah sebagai kisah adalah
sejarah dalam pengertian secara objektif karena peristiwa masa lampau itu
terjadi tanpa sepengetahuan manusia. Kedua, sejarah sebagai peristiwa merupakan
sejarah dalam pengertian secara subjektif karena peristiwa masa lampau itu
terjadi dengan sepengetahuan manusia.[6]
Kuntowidjoyo lebih lanjut menandaskan
tentang definisi sejarah. Menurutnya, sejarah adalah rekonstruksi masa lalu; apa
yang direkonstruksikan sejarah sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan,
dirasakan, dan dialami orang pada masa itu. Oleh karena itu, seorang sejarawan
dapat menulis apa saja, asalkan memenuhi kualifikasi untuk disebut sejarah.[7]
Di samping itu, ruang lingkup sejarah mencakup segala pengalaman manusia yang
mendeskripsikan fakta mengenai apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana sebab
akibat peristiwa tersebut terjadi.
Menurut Sardar (1986: 208), sejarah
mempunyai dua konsep. Pertama, sejarah merupakan susunan rangkaian peristiwa
masa lampau dan keseluruhan pengalaman manusia. Kedua, sebagai suatu metode
memahami fakta-fakta untuk diselidiki, diubah-diubah, dijabarkan, dan
dianalisis untuk mendapatkan pemahaman. Konsep pertama mengandung arti objektif
karena masa lampau manusia harus dipahami sebagai peristiwa itu sendiri.
Sementara itu, konsep kedua mengandung makna subjektif karena sudah menjadi
kisah yang diceritakan oleh sejarawan berdasarkan pengalamannya dalam mendalami
peristiwa tersebut.
Sejarah bisa berkedudukan sebagai
ilmu karena berupaya mendeskripsikan pengetahuan tentang masa lampau masyarakat
tertentu.[8]
Sejarah sebagai ilmu memiliki metode ilmiah sehingga berjuta-juta fakta
sejarah dapat dipastikan secara meyakinkan, baik bagi awam maupun ahli. Hal ini
sama saja dengan fakta bahwa dua kali dua menjadi empat atau hidrogen dan
oksigen yang dicampur dalam proporsi tertentu dan dalam kondisi tertentu dapat
menjadi air. Fakta-fakta yang merupakan bahan mentah bagi sejarah diseleksi,
disusun, dan dikisahkan untuk selanjutnya dijadikan buku.
B. Hikmah Sejarah dalam Al Quran
1. Ayat-ayat Tentang Sejarah dan Kisah
1. Surat Thaha : 99
كَذَلِكَ
نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا
ذِكْرًا
Artinya:
“Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian dari berita-berita
penting yang telah lalu, dan sesungguhnya telah kami berikan kepadamu dari sisi
kami suatu peringatan (Al-Qur’an)”[9]
Mufrodat :
Kisah
: نَقُصُّ
telah
lalu : سَبَقَ
cerita/
berita: أَنۢبَآءِ
peringatan/pelajaran
: ذِكْرًا
Tafsir Ayat :
Kata ( نَقُصُّ ) naqushshu terambil
dari kata (نَقُصُّ ) qashshayang
dari segi bahasa artinya mengkisahkan/menceritakan.Kisah
adalah upaya mengikuti jejak peristiwa yang benar-benar terjadi atau
imajinatif, sesuai dengan urutan kejadiannya dan dengan jalan menceritakannya
satu episode atau episode demi episode. Kata ( ذِكْرًا ) dzikronyang berasal dari kata (ذِكْر ) pada ayat ini yang dimaksud adalah Al-Qur’an, karena memang
Al-Qur’an adalah peringatan, sehingga Al-Qur’an dikenal pula dengan nama adz-Dzikr.
Surat Ali Imron : 137
قَدْ
خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُكَذِّبِينَ
Artinya:
“ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah; karena itu berjalanlah
kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(pesan-pesan Allah)”.
Mufrodat :
telah berlaku
: خَلَتْ
maka berjalanlah kamu : فَسِيرُوا
bumi: ٱلْأَرْضِ
orang-orang yang mendustakan : ٱلْمُكَذِّبِينَ
Tafsir Ayat :
Ayat ini berisi tentang perintah untuk memperhatikan bagaimana
keadaan orang-orang terdahulu dan kesudahan mereka. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah,yakni hukum-hukum kemasyarakatan yang tidak mengalami
perubahan. Sunnah tersebut antara lain adalah “yang melanggar perintah-Nya dan
perintah Rasul-Nya akan binasa, dan yang mengikuti-Nya akan berbahagia”. Yang
menegakkan disiplin akan sukses. Hari-hari kekalahan dan kemenangan silih
berganti dan lain-lain. Sunnah-sunnah itu ditetapkan Allah demi kemaslahatan
manusia, dan itu semua dapat terlihat dengan jelas dalam sejarah dan
peninggalan umat-umat terdahulu, melalui bacaan atau pelajaran sejarah, karna itu, berjalanlah kamu di bumiuntuk melihat bukti-buktinya dan perhatikanlah untuk mengabil pelajaran bagaimana kesudahanburuk yang dialami orang-orang yang mendustakanpesan-pesan
Allah. Ini,yakni pesan-pesan yang
dikandung oleh semua ayat-ayat yang lalu atau Al-Qur’an secara keseluruhan adalah peneranganyang memberi keterangan
dan menghilangkan kesangsian serta keraguan bagi
seluruh manusia
3.
Surat Al- Isra’ : 77
سُنَّةَ
مَنْ قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُسُلِنَا ۖ وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا
Artinya: “(Kami
menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul kami
yang kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati perubahan dari ketetapan
kami itu”.
Mufrodat :
Ketetapan
: سُنَّةَ
Telah kami utus :
أَرْسَلْنَا
Kamu mendapatkan : تَجِدُ
Perubahan
: تَحْوِيلًا
Tafsir Ayat :
Istilah
( ٱللَّـهِ سُنَّةَ
) sunnatullah,dari
segi bahasa terdiri dari kata ( سُنَّةَ )sunnahdan (ٱللَّـه ) Allah.Kata ( سُنَّةَ
)sunnahantara
lain berarti kebiasaan. Sedangkan ( ٱللَّـهِ سُنَّةَ
) sunnatullah adalah
kebiasaan-kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Dan apa yang dinamai
hukum-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialami manusia. Para
pakar merumuskan hukum-hukum alam itu sebagai kebiasaan yang dinyatakan Allah
tidak beralih dan tidak pula berubah. Karena sifatnya demikian, maka ia dapat
dinamai juga dengan hukum-hukum kemasyarakatan atau ketetapan-ketetapan Allah
terhadap situasi masyarakat.[3]
Asbabun Nuzul Ayat :
Pada suatu waktu kaum musyrikin berkata: “wahai Muhammad para Nabi
itu bertempat tinggal disyam, mengapa kamu bertempat tinggal di madinah? Pada
waktu itu Rasulullah saw hampir melaksanakan saran orang-orang musyrik, Allah
swt menurunkan ayat ke 73-77 Al-Isra’ yang memberitahukan kepada Rasulullah
tentang maksud jahat kaum musyrikin
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Sejarah secara bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu Syajarotun
yang bermakna pohon atau silsilah, sedangkan dalam bahasa inggris biasa
disebut histori. Sedangkan secara istilah dengan ini kami mengambil
pendapat Pak Suyuthi Pulungan bahwa sejarah adalah kisah-kisah atau kejadian
yang terjadi pada masa lampau untuk dijadikan kesusastraan lama, membenarkan
kejadian terdahulu, dan ilmu pengetahuan.
Hikmah sejara
B.
Saran.
Dalam karya ini, penulis sadari masih banyak kekurangannya
yang bersifat ilmu pengetahuan, dan penulis juga sangat menyadari bahwa dalam
penulisan karya ini masih menyisakan banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, sebagai penulis kami mohon kerendahan hati dari para pembaca untuk
memaklumi kekurangannya dan diharapkan kesediaanya untuk memberikan kritik yang
bersifat konstruktif untuk mejadi bahan evaluasi bagi penulis agar di kemudian
hari dapat menulis dengan lebih sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Rozak, Anwar ,Rosihan. 2009. Ilmu Kalam, cet.iv, Bandung : CV.
PustakaSetia
Al
Syahrastani, Al Milal wa Al Nihal, Beirut : Dar al Fikr
Departeman
Agama RI. 1971. Al-qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Qur’an
Sharif
(ed). 2004. Aliran-aliran Filsafat Islam. Bandung : Nuansa Cendekia
Nasution,
Harun. 1986. Teologi Islam. Jakarta:
UI-Press.
Nasution, Harun,
1986, Teologi Islam Aliran -Aliran Sejarah Analis Perbandingan, Jakarta:
UI Press.
Nasir
Ahmad, Sahilun.2010. Pemikiran Kalam(teologi islam). Jakarta:Rajawali
pers.
Nasir
Ahmad, Sahilun.2010. Pemikiran
Kalam(teologi islam). Jakarta:Rajawali
pers.
Madkour,
Ibrahim. 2009. Aliran dan Teori Filsafat Islam, penterjemah : Yudian
Wahyudi Asmin, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Sudarsono.
2004. Filsafat Islam. Jakarta : PT Rineka Cipta.
[1] J. Suyuthi Pulungan, Sejarah
Peradaban Islam di Indonesia, (Jakarta: Amzah, 2019), 7-8
[2] Louis Gottschalk, Mengerti
Sejarah, diterjemahkan Nugroho Notosusanto, (Jakarta: Yayasan Penerbit
Unversitas Indonesia), 27
[3]
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1952), 646.
[4] J. Suyuthi Pulungan, Sejarah
Peradaban Islam di Indonesia, (Jakarta: Amzah, 2019), 9
[5] Nourouzzaman Shiddiqi, Pengantar
Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Cakra Donya, 1981), 7-8
[6] Kuntowidjoyo, Pengantar Ilmu
Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995), 2-3
[7] Kuntowidjoyo, Pengantar Ilmu
Sejarah, 17
[8] Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah
Sebagai Ilmu, (Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1981), 2
[9] Al Quran Kementrian
Agama
Label: Makalah