Cerpen Remaja ( Qobiltu )
QOBILTU
Dinginnya pagi
kini telah terasa hingga terasa kalbu, pagi ini aku usahakan agar bangun
seperti biasanya 02:15 meski berat mata ini membuka lantaran cape ku rasa, tapi
aku tak mau kalah dengan matahari, aku tak boleh tidur lagi
Setelah sadar
dari tidur aku segera kekamar mandi
untuk wudhu dan melaksanakan rutinitasku yang sejak 6 tahun lalu aku
lakukan, tahajud. Disepertiga terkhir itu aku panjatkan do’a-do’a untukku, keluargaku, dan semua orang-orang
yang ku kenal tak lupa aku ber do’a seperti yang diinginkanku dan kekasihku
agar suatu saat kami di satukan dalam ikatan suci pernikahan.
Setelah sholat
aku duduk mengingat kejadian 6 tahun lalu ketika ia berjanji akan menikahiku 6
tahun setelah ke lulusan.
“Sayang
sanggupkah kau menugguku 6 tahun lagi?”
“Kalau itu yang
terbaik dan kau di takdirkan untukku, takperlu kau tanyakanpun aku akan
menunggu. Tapi, apakah 6 tahun lagi itu tidak terlalu jauh?”
“Memang itu
terlalu lama sayang, tapi aku ingin membalas budi kakak dulu yang telah
membiayai sekolahku dari smp hingga sekarang itu cukup untuk membalasnya.”
“Ya, tapi
inagatlah sejatinya wanita itu tak mau menunggu terlalu lama.”
“Ya sayang,
tapi aku juga tahu sejatinya kakak itu tak seperti orang tua, suatu saat pasti
akan membicarakannya, aku mohon bersabar ya sayang.”
“Ya, tapi jika
kau telah sukses tak perli menggu 6 tahun untuk membalasannya.”
“Ya, aku akan
berusaha sayang dan do’a kan aku agar kita saling bersabar untuk menunggu.”
“Ya sayang...”
Tiba- tiba
suara HP berdering memecahkan keheningan pagi ini
“Bangun sayang J.”
“Udah dari tadi
(balesku).”
“Ya suda sukur
kalo sudah bangun, nanti siang aku minta kau jangan keman –mana. Karena, aku
akan datang bersama keluargaku, ingin mewujudkan impian kita berdua.
Tiba-tiba air
mataku jatuh ketika membaca pesan itu, aku tak percaya lebih cepat “ Iya sayang
JJJ, aku sangat bahagia mendengarnya.”
....
Ketika itu aku
tengah bingung memilih baju apa yang
pantas kiranya dipaki ketika menghadap kelurganya, terpililah gaun biru
panjang.
“Assalamualikum..”
terdengar suara di sebrang pintu
“Wa’alaikumussalam,
silahkan masuk”
Terlihat tiga
orang pria masuk kedalam rumahku, salah satu dari merka ada yang memakai ke
meja biru yang terlihat sangat gagah.
...
Setelah
kedatanganya kerumah ku dua minggu yang lalu, kini tiba hari dimana keputusan
pembicaraan itu berlangsung, pagi ini dia akan resmi menjadi suamiku, ketika
itu undangan sudah banyak yang datang, aku mersa senang dan gugup,karena hari
ini akan sangat berkesan. Aku menunggu didalam kamar bersama sahabat-sahabtku
sementara diluar melangsungkan acara.Terdengar suara sambutan dari keluargaku
dan keluarganya di susul dengan suara penghulu yang memberikan nasehat
pernikahan, setelah itu akad pun dilaksanakan.”...Hallan””qobiltu tajwijaha...”
suara syukur terdengar silih berganti, aku tak menyangka kini aku telah sah
menjadi istrinya. Seketika itu juga aku memeluk sahabat-sahabatku dan terdengar
dari balik pintu.”mempelai wanita dipersilahkan keluar” aku keluar kamar dengan
ditemani sahabat- sahabat ku,aku berjalan dengan sangat hati hati menghampiri
keramaian itu,taburan bunga mengiringi langkahku terdengar suara”silahkan cium
tangan suamimu”aku mendekat ke seorang pria yang saat itu berpakaian sangat
rapih dan mencium tangannya,tak dipercaya ini kali pertamanya aku menyentuh
kulitnya langsung setelah sekian lama kami saling kenal,aku teringat kata kata
itu
...
Takan hentinya ku berdoa untuk menjadikan engkau istri
sholehah,aku akan terus memuliakan mu dengan halallan toyyiba halallan toyyiba
dengan qobilku tajwijahah aku memohon dan berharap pada Allah Swt,agar cinta
kita abadi sampai akhir usia,dimana kita tak berdaya menghadap sang pencipta.
Yang
lemah tiada daya
Label: Puisi Islami
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda