Selasa, 15 Maret 2016

Cerpen Remaja ( Qobiltu )



QOBILTU

Dinginnya pagi kini telah terasa hingga terasa kalbu, pagi ini aku usahakan agar bangun seperti biasanya 02:15 meski berat mata ini membuka lantaran cape ku rasa, tapi aku tak mau kalah dengan matahari, aku tak boleh tidur lagi
Setelah sadar dari tidur aku segera kekamar mandi  untuk wudhu dan melaksanakan rutinitasku yang sejak 6 tahun lalu aku lakukan, tahajud. Disepertiga terkhir itu aku panjatkan do’a-do’a  untukku, keluargaku, dan semua orang-orang yang ku kenal tak lupa aku ber do’a seperti yang diinginkanku dan kekasihku agar suatu saat kami di satukan dalam ikatan suci pernikahan.
Setelah sholat aku duduk mengingat kejadian 6 tahun lalu ketika ia berjanji akan menikahiku 6 tahun setelah ke lulusan.
“Sayang sanggupkah kau menugguku 6 tahun lagi?”
“Kalau itu yang terbaik dan kau di takdirkan untukku, takperlu kau tanyakanpun aku akan menunggu. Tapi, apakah 6 tahun lagi itu tidak terlalu jauh?”
“Memang itu terlalu lama sayang, tapi aku ingin membalas budi kakak dulu yang telah membiayai sekolahku dari smp hingga sekarang itu cukup untuk membalasnya.”
“Ya, tapi inagatlah sejatinya wanita itu tak mau menunggu terlalu lama.”
“Ya sayang, tapi aku juga tahu sejatinya kakak itu tak seperti orang tua, suatu saat pasti akan membicarakannya, aku mohon bersabar ya sayang.”
“Ya, tapi jika kau telah sukses tak perli menggu 6 tahun untuk membalasannya.”
“Ya, aku akan berusaha sayang dan do’a kan aku agar kita saling bersabar untuk menunggu.”
“Ya sayang...”
Tiba- tiba suara HP berdering memecahkan keheningan pagi ini
“Bangun sayang J.”
“Udah dari tadi (balesku).”
“Ya suda sukur kalo sudah bangun, nanti siang aku minta kau jangan keman –mana. Karena, aku akan datang bersama keluargaku, ingin mewujudkan impian kita berdua.
Tiba-tiba air mataku jatuh ketika membaca pesan itu, aku tak percaya lebih cepat “ Iya sayang JJJ, aku sangat bahagia mendengarnya.”
....
Ketika itu aku tengah bingung  memilih baju apa yang pantas kiranya dipaki ketika menghadap kelurganya, terpililah gaun biru panjang.
“Assalamualikum..” terdengar suara di sebrang pintu
“Wa’alaikumussalam, silahkan masuk”
Terlihat tiga orang pria masuk kedalam rumahku, salah satu dari merka ada yang memakai ke meja biru yang terlihat sangat gagah.
...
Setelah kedatanganya kerumah ku dua minggu yang lalu, kini tiba hari dimana keputusan pembicaraan itu berlangsung, pagi ini dia akan resmi menjadi suamiku, ketika itu undangan sudah banyak yang datang, aku mersa senang dan gugup,karena hari ini akan sangat berkesan. Aku menunggu didalam kamar bersama sahabat-sahabtku sementara diluar melangsungkan acara.Terdengar suara sambutan dari keluargaku dan keluarganya di susul dengan suara penghulu yang memberikan nasehat pernikahan, setelah itu akad pun dilaksanakan.”...Hallan””qobiltu tajwijaha...” suara syukur terdengar silih berganti, aku tak menyangka kini aku telah sah menjadi istrinya. Seketika itu juga aku memeluk sahabat-sahabatku dan terdengar dari balik pintu.”mempelai wanita dipersilahkan keluar” aku keluar kamar dengan ditemani sahabat- sahabat ku,aku berjalan dengan sangat hati hati menghampiri keramaian itu,taburan bunga mengiringi langkahku terdengar suara”silahkan cium tangan suamimu”aku mendekat ke seorang pria yang saat itu berpakaian sangat rapih dan mencium tangannya,tak dipercaya ini kali pertamanya aku menyentuh kulitnya langsung setelah sekian lama kami saling kenal,aku teringat kata kata itu
...
Takan hentinya ku berdoa untuk menjadikan engkau istri sholehah,aku akan terus memuliakan mu dengan halallan toyyiba halallan toyyiba dengan qobilku tajwijahah aku memohon dan berharap pada Allah Swt,agar cinta kita abadi sampai akhir usia,dimana kita tak berdaya menghadap sang pencipta.
                                                   Yang lemah tiada daya

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda