Senin, 28 Maret 2016

Komponen Al-Qur’an



Komponen Al-Qur’an
    A.    Pengertian Komponen Al-Qur’an
Komponen adalah bagian yang merupakan satu kesatuan. Yang kemudian dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang beberapa komponen-komponen yang dapat ditarik kesimpulan bahwa inti dari pembahasan dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga bagian :
1)      Hukum I’tiqadiah
Yakni hukum yang mengatur hub rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah keimanan.
2)      Hukum Amaliah
Hukum yang mengatur secara lahiriah hub manusia dengan Allah SWT antara manusia dengan manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar
3)      Hukum Khuluqiah
Yakni hukum yang berkaitan dengan periaku moral manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individu atau makhluk sosial.
    B.     Bagian-bagian Al-Qur’an
Terbagi dalam beberapa juz, hizb, surat dan ayat. Yang semua itu diharapkan meringankan manusia dalam membaca dan memahaminya.
v  Juz
Adalah pembagian Al-Qur’an dimana seluruh Al-Qur’an dipecah atas 30 juz.
v  Hizb
Mempunyai arti kumpulan. Lambang ini menunjukan setiap suku hizb, sementara setiap hizb melambangkan setengah juz.
v  Surat
Berasal dari kata as-suwar, bentuk jamak dari surah. Dalam pengertian terminologis, as-surah berarti kumpulan ayat-ayat aAl-Qur’an yang berdiri sendiri mempunyai mathlah(permulaan) dan maqtha’(akhir), batas terpotongnya ayat.
v  Ayat
Secara bahasa yang ada dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa arti mu’jizat, tanda, (alamiyah), bukti dan petunjuk, kelompok. Secara terminologi adalah kumpulah yangmempunyai tempat muncul dan tempat terputus yang terdapat dalam surat Al-Qur’an.
C.     Perbedaan Pendapat Mengenai Jumlah Ayat
Dalam perhitungan ayat Al-Qur’an terjadi khilafiah ada yang mengatakan jumlah ayat Al-Qur’an 6666 ayat tapi ada juga yang berpendapat kurang dari pada 6666 ayat.
Namun para ulama sepakat mengatakan bahwa jumlah ayat Al-Qur’an lebih dari 6200 ayat.
Sebenarnya tidak ada yang beda di dalam Al-Qur’an. Yang berbeda adalah ketika menghitung jumlahnya dan menetapkan apakah ssuatu potonagan kalimat itu menjadi satu ayat atau dua ayat. Padahal kalau dibaca semua lafadz Al-Qur’an itu, semuanya sama dan itu juga tidak ada yang beda.
Lalu mengapa menjadi berbeda dalam menentukan apakah stu lafadz itu satu ayat atau dua ayat. Jawbnya dahulu Rasulullah SAW terkadang diriwayatkan berhenti membaca dan menarik nafas. Dan pada saat itu tibul asumsi pada sebagian orang bahwa ketika Nabi menarik nafas di situlah ayat itu berhenti dan habis. Sementara yang lain mengatakan Nabi hanya menarik nafas. Lagi pula Nabi tidak menjelaskan kenapa beliau berhenti dan menarik nafas.


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda