Komponen Al-Qur’an
Komponen Al-Qur’an
A.
Pengertian
Komponen Al-Qur’an
Komponen adalah bagian yang merupakan satu kesatuan. Yang kemudian
dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang beberapa komponen-komponen yang dapat
ditarik kesimpulan bahwa inti dari pembahasan dalam Al-Qur’an dibagi menjadi
tiga bagian :
1)
Hukum
I’tiqadiah
Yakni hukum yang mengatur hub rohaniah manusia dengan Allah SWT dan
hal-hal yang berkaitan dengan aqidah keimanan.
2)
Hukum Amaliah
Hukum yang mengatur secara lahiriah hub manusia dengan Allah SWT
antara manusia dengan manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar
3)
Hukum Khuluqiah
Yakni hukum yang berkaitan dengan periaku moral manusia dalam
kehidupan, baik sebagai makhluk individu atau makhluk sosial.
B.
Bagian-bagian
Al-Qur’an
Terbagi dalam beberapa juz, hizb, surat dan ayat. Yang semua itu
diharapkan meringankan manusia dalam membaca dan memahaminya.
v Juz
Adalah
pembagian Al-Qur’an dimana seluruh Al-Qur’an dipecah atas 30 juz.
v Hizb
Mempunyai arti
kumpulan. Lambang ini menunjukan setiap suku hizb, sementara setiap hizb
melambangkan setengah juz.
v Surat
Berasal dari kata
as-suwar, bentuk jamak dari surah. Dalam pengertian terminologis, as-surah
berarti kumpulan ayat-ayat aAl-Qur’an yang berdiri sendiri mempunyai
mathlah(permulaan) dan maqtha’(akhir), batas terpotongnya ayat.
v Ayat
Secara bahasa
yang ada dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa arti mu’jizat, tanda, (alamiyah),
bukti dan petunjuk, kelompok. Secara terminologi adalah kumpulah yangmempunyai
tempat muncul dan tempat terputus yang terdapat dalam surat Al-Qur’an.
C.
Perbedaan
Pendapat Mengenai Jumlah Ayat
Dalam perhitungan ayat Al-Qur’an terjadi khilafiah ada yang
mengatakan jumlah ayat Al-Qur’an 6666 ayat tapi ada juga yang berpendapat kurang
dari pada 6666 ayat.
Namun para ulama sepakat mengatakan bahwa jumlah ayat Al-Qur’an
lebih dari 6200 ayat.
Sebenarnya tidak ada yang beda di dalam Al-Qur’an. Yang berbeda
adalah ketika menghitung jumlahnya dan menetapkan apakah ssuatu potonagan
kalimat itu menjadi satu ayat atau dua ayat. Padahal kalau dibaca semua lafadz
Al-Qur’an itu, semuanya sama dan itu juga tidak ada yang beda.
Lalu mengapa menjadi berbeda dalam menentukan apakah stu lafadz itu
satu ayat atau dua ayat. Jawbnya dahulu Rasulullah SAW terkadang diriwayatkan
berhenti membaca dan menarik nafas. Dan pada saat itu tibul asumsi pada
sebagian orang bahwa ketika Nabi menarik nafas di situlah ayat itu berhenti dan
habis. Sementara yang lain mengatakan Nabi hanya menarik nafas. Lagi pula Nabi
tidak menjelaskan kenapa beliau berhenti dan menarik nafas.
Label: Dunia Dakwah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda