Tawadhu
www.biografiku.com |
Tawadhu
Oleh:
Fazar Sodik
Tawadhu atau rendah hati merupakan sifat terpuji yang
mutlak dimiliki setiap individu Muslim. Orang yang memiliki sifat tawadhu pasti
akan dicintai Allah SWT, dan Rosulullah SAW. Rasulullah terkenal sebagai orang
yang sangat tawadhu sehingga sangat di cintai oleh umatnya.
“ Dan
hamba-hamba yang baik dari Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. “(Q.S
Al-Furqan (25) : (63).
Lawan dari sifat ini adalah takabbur. Imam Syafi’i
berkata : ” Sikap Tawadhu adalah akhlak
orang-orang yang mulia sedangkan takabur adalah ciri ciri dari orang yang
tercela”. Rasulullah SAW. Bersabda barang siapa yang tawdhu karena Allah
niscaya Allah akan mengangkat derajatnya. ( HR. Muslim)
Hadirin yang di muliakan Allah .
Ada tiga ciri orang yang memiliki sifat tawadhu.
Pertama, selalu memandang rendah dirinya sendiri, dalam artian bukan menganggap
hina dirinya. Tetapi merasa dirinya bukanlah orang yang sempurna. Memiliki
kekurangan dan banyak melakukan kesalahan. Sehingga, dengan semua itu kita
tidak akan menanggap remeh, dan lebih
mulia dari pada orang lain.
Kedua, menghargai orang lain. Muhammad SAW adalah
orang yang sangat menghargai orang lain , khususnya para sahabat dengan para
sahabat dan pengikutnya. Salah satu contok konkretnya adalah pada waktu perang
badar. Beliau menghentikan pasukan perang di dekat sebuah mata air. Seorang
yang bernama Hubab bin Mundir bin Jamuh
(orang yang palig tahu tentang tempat itu) bertanya : ya Rosulullah apa alasan
anda untuk berhenti di tempat ini? Kalau ini wahyu dari Allah tidak akan maju
atau mundur setapakpun dari sinih. Dan apakah ini pendapat anda dan hanya
taktik bertempur saja? Beliau menjawab “ Ini sekedar pendapat saya dan
merupakan taktik perang” kemudian Hubab berkata tidak dapat berhenti disinih.
Mari kita beranjak pindah sampai ke tempat mata air yang terdekat dari mereka ( musuh), lalu
sumur sumur kering yang dibelakangpun timbun. Selanjutnya kita membuat kolam.
Kita isi air sepenuhnya. Barulah kita hadapi mereka berperang. Kita akan
mendapat air minum sementara mereka tidak.” Dengan tawadhu nya Rosulullah SAW
menerima usulan itu, meskipun beliau adalah pemimpin tertinggi dalam peperangan
ini.
Ketiga menerima pembenara dan nasihat orang lain. Kita
adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan dosa, dan orang lain adalah
penilaian bagi perilaku kita, maka dhoif dan tidak sempurna menerima nasihat
sebagai pembenaran atas perilaku kita yang sah.
Label: Dunia Dakwah
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda