DI PENGHUJUNG RAMADHAN
Ayu Rahayu Ningsih
Bulan ramadhan kali ini aku rasa berbeda
dari bulan ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Bulan ramadhan yang sudah-sudah
biasanya aku hanya bertadarus dan shalat di rumah, tetapi ramadhan tahun ini
aku merasa ada peningkatan dari sebelumnya, sekarang aku lebih sering shalat
dan bertadarus di masjid. Aku sangat termotivasi melihat temanku Uus, sosok
pria yang soleh, sederhana dan rajin beribadah, maka dari itu aku ingin
memperbaiki diri supaya lebih baik lagi dari sebelumnya.
Sore ini setelah shalat ashar, aku dan
anak-anak remaja masjid lainnya bertadarus seperti biasa dan Uus yang memimpin
tadarusnya. Mengingat besok adalah penghujung bulan ramadhan, aku mengusulkan
untuk mengadakan buka puasa bersama di masjid. “Uus, gimana kalau besok kita
adain buka puasa bersama?”, usulku setelah selesai bertadarus. “Boleh juga tuh,
tinggal diatur aja sama Ayu”, jawabnya. “Oke deh, yang lainnya setuju enggak?”,
tanyaku pada yang lainnya. “Setuju!..”, sahut mereka bersamaan.
Keesokan harinya aku dan Uus pergi ke
rumah makan langgananku untuk memesan makanan untuk berbuka puasa, namun
sayangnya rumah makan itu tutup jadi aku dan Uus memutuskan untuk memesan sate
ayam saja.
Sesampainya di rumah, aku langsung
mempersiapkan semua keperluan untuk berbuka puasa nanti sore. Tak terasa waktu
sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Aku mulai membawa makanan-makanan ke masjid.
“Allahu Akbar Allahu Akbar..” suara adzan telah berkumandang. Anak-anak
membatalkan puasanya dengan memakan kurma dan meminum es kelapa muda. Setelah
itu mereka shalat maghrib terlebih dahulu, sementara aku menyiapkan makanannya
karena aku berhalangan puasa. Setelah selesai shalat, mereka kembali lagi
keluar untuk makan. Mereka makan dengan lahapnya, termasuk Uus. “Mau nambah
lagi, Us? Laper apa doyan?”, ledekku bercanda ketika melihat dia hendak
mengambil nasi lagi ke piringnya. “Laper, Yu. Hehe”, jawabnya cengengesan.
Setelah selesai makan, aku dan anak-anak yang lainnya menjaili Uus dengan
menaruh tusuk sate di piring bekas makan Uus.
“Teman-teman, lihat Uus makan satenya paling banyak!”, ledekku lagi.
“Hahaha…”, semuanya tertawa. “Bohong bohong, jangan percaya!”, elaknya.
Alhamdulillah acara buka puasa bersama ini
berjalan dengan lancar. “Terima kasih ya, Us. Selama sebulan ini kamu udah mau
ngajarin kita untuk belajar ngaji dan gak terasa Hari Raya Idul Fitri sudah di
depan mata”, tuturku. “Iya sama-sama, Yu. Waktu memang berjalan cepat, semoga
di tahun-tahun yang akan datang bisa seperti ini lagi ya”, katanya. “Iya, Us.
Amin. Ngomong-ngomong.. minal adizin wal’faidzin ya, Us. Maaf kalau selama ini
Ayu banyak salah-salah kata atau perbuatan yang kurang berkenan”, ucapku
sedikit gugup. “Iya, Yu. Minal adizin wal’faidzin juga ya”, jawabnya.
Bulan ramadhan kali ini sungguh berkesan
bagiku, terlebih lagi ada Uus yang selalu memberi motivasi kepadaku dan
anak-anak yang lainnya. Aku semakin kagum saja padanya, hehe. Aku berharap
tahun depan dan seterusnya bisa seperti ini lagi, amin. J
Label: Puisi Islami
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda